Film bisa memberi kita aneka perasaan. Dapat rasa bersuka ria atau sedih, rasa takut atau berani, malahan bisa bikin menangis atau ngakak. Di tengah kondisi pandemi, jumlah film Indonesia hadir tak sebanyak seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Akibat banyak bioskop ditutup, alternatif nontonnya ya di layanan streaming.
Oh ya, kamu juga bisa merasakan koleksi film Indonesia di CATCHPLAY+. Ada juga yang eksklusif lho… Film-film ini dikelompokkan dalam 5 genre film Indonesia yang paling disukai. Simak deh, barangkali di sana ada genre favoritmu.
Drama
Genre drama yakni yang paling luas cakupannya dalam khazanah genre film. Banyak subgenre di dalamnya yang bisa mengajak penonton untuk bersuka ria dan sedih. Maka wajar jikalau genre ini termasuk paling disukai. Sumbernya bisa dari kisah kongkrit, bisa juga penyesuaian diri dari literatur lainnya, mulai novel, komik, serial televisi malahan film lainnya.
Misalnya ada film Bebas (2019, Riri Riza), yang disadur dari film laris Korea, Sunny dan dibintangi So-ra Kang. Film keren ini tak hanya mengupas soal drama keluarga. Di sana juga ada kisah persahabatan, perundungan (bullying) hingga percintaan. Film yang mendapatkan 7 nominasi Piala Citra FFI 2019 diperkuat oleh gabungan antara bintang senior dan yang lebih muda seperti Marsha Timothy, Sheryl Sheinafia, Maizura, Susan Bachtiar, hingga ehem, Reza Rahadian. Niat banget ya menembak pasar generasi 90-an dan generasi jaman now. Saat ini Bebas tayang secara eksklusif di CATCHPLAY+, jadi, oke banget buat ditonton bareng sambil nostalgia kan.
Horor
Sebagai sebuah hiburan, film wajib menyenangkan. Melainkan anehnya, banyak orang malahan bersuka ria ditakut-takuti saat nonton film horor. Bayangkan sensasinya saat jantung berdegub-debar sepanjang durasi atau tutup mata saat muncul tokoh antagonisnya. Dan faktanya, film horor ya laris manis aja di bioskop. Apalagi jikalau ditonton ramai-ramai dengan sahabat atau bareng pasangan. Kan bisa jadi alasan buat modus ya…
Nah, siapa pembuat film horor Indonesia yang oke. Monty Tiwa menjadi salah satunya. Ia ini sineas anomaly, lebih diketahui sebagai pembuat film drama komedi, tetapi saat membikin film horor malahan menyeramkan banget. Misalnya saat bikin film Keramat, proyek yang dieksekusi dengan gaya semi dokumenter ala Blair Witch Project atau Cloverfield. Wah, nakutin banget. Kemudian dia baru membikin horor lagi 10 tahun kemudian, Pocong the Origin yang tak kalah seramnya. Ingin coba horor dengan atmosfer berbeda? Cek aja karya Hestu Saputra, Lorong yang tak kalah asyiknya. Diperkuat Prisia Nasution dan Winky Wiryawan kita diajak menelusuri rumah sakit misterius. Ya, nuansa horornya lebih ke thriller psikis tetapi tetap menyeramkan.
Komedi
Tertawalah sebelum ngakak itu dilarang. Ya, inilah yang paling dicari orang saat nonton film bisa terhibur dengan ngakak bersuka ria. Sebab memang hati yang bersuka ria yakni obat bukan? Nggak heran jikalau di era 80-an, film-filmnya Warung DKI laku keras di bioskop. Resep inilah yang hingga sekarang terus digunakan oleh para produser film Indonesia.
Jikalau menyebut sampelnya ada Milly & Mamet (2018, Ernest Prakasa). Sebuah sempalan atau spin-off dari waralaba Ada Apa dengan Cinta. Semula materi induknya bermain di genre drama. Ada sih bumbu komedinya sedikit, tetapi di tangan Ernest, pasangan ulah Dennis Adhiswara dan Sissy Priscillia disulap jadi amunisi tawa yang segar. Asyik kok melihat permasalahan keluarga yang dikemas dalam bumbu komedi ini. Sambil ketawa-ketiwi kita bisa belajar dari mereka bagaimana mengatasi konflik dalam keluarga.
Romansa
All you need is love. Begitu kata judul lagu The Beatles. Agaknya hal ini yang bikin film dengan bumbu percintaan atau percintaan tetap disukai. Apalagi bagi anak muda yang mulai melirik pasangannya, film genre ini sepertinya wajib masuk dalam rencana kencan. Sesudah itu dilanjutkan dengan makan-makan.
Film genre begini yang paling oke ada Belok Kanan Barcelona (2018) karya Guntur Soeharjanto. Ceritanya gokil, karena karakternya naksir satu sama lain udah seperti kartu domino. Ditambah lagi mereka berada di beda-beda negara. Perselisihan yang menawan di balik panorama menawan. Melainkan kisah cinta tak melulu jadi menawan. Biasanya yang dijelaskan Edwin dalam Posesif Pasalnya si cewek ketemu pasangan yang nggak asik alias agak-agak psikopat gitu. Perlu juga ditonton buat pelajaran jikalau kelak ketemu orang seperti ini.
Aksi
Pernah nggak mengalami habis nonton film tiba-tiba merasa seperti jagoan neon? Gila kejadiannya beres nonton film aksi sih. Gejalanya dimulai saat badan jadi enteng, turunan kok pengen tubir tipe Jackie Chan, Donnie Yen, atau Jet Li? Sejak banget efek habis nonton film aksi ini.
Melainkan dulu produser film nasional tak sedikit yang jualan genre ini. Konon film begini termasuk laku dibeli sales agent di pasar film mancanegara. Melainkan justru nama Gareth Evans yang meletakkan nama Indonesia plus pencak silat di peta sinema dunia. Bandit dengan The Raid: Redemption (2012), mata penggemar film sejagat terbelalak saking kerennya. Disusul sekuelnya The Raid 2: Bijak yang tak kalah dahsyatnya. Efek film ini membikin nama artis pria Iko Uwais, Yayan Ruhian, Joe Taslim, Cecep Rahman diketahui di Hollywood dan terlibat dalam banyak proyek di sana.